1000 Start Up Digital - 1 Proyek Sederhana Membangkitkan Startup Indonesia

ayuzainal // Sunday, September 4, 2016

Hi, hi.. Izinkan saya, yang masih newbie ini bercerita sedikit tentang pengalaman mengikuti Ignition yang diselenggarakan oleh 1000 Startup Digital, tanggal 28 Agustus 2016 lalu di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Depok.
Kalau ditanya kenapa aku bisa gabung ke acara yang super duper keren ini(lebay dikit boleh ya.hehe), huah ceritanyaa pendeek bangett.. singkat cerita, ada teman seperjuangan yang memang sama-sama senang tantangan terutama tantangan yang makin mengasah pengembangan diri, eaa.. Beliau ini kebetulan ngontak, yang intinya langsung ngajakin untuk ikut lomba 1000 Startup Digital. Singkat cerita, akhirnya sepakat ngegodok ide bareng dengan satu tambahan personil penyempurna yang memang cukup jagoo dibidang pemrograman. Akhirnya ide startup kita pun muncul hanya dari pembahasan satu malam, hehe.
Ide yang akhirnya dikemas dengan sedemikian rupa terkait pembagian kerjanya, berhasil dikirim juga mendekati jam deadlinenya. Maklum, tantangan semakin bertambah di penghujung deadline. Hehe. (*kalau ini jangan ditiru..:D) Beberapa hari kemudian, kita mendapat pengumuman terkait keputusan dari pihak panitia 1000 Startup Digital yang menyatakan kita berhasil lolos ke tahap selanjutnya, yaitu tahap Ignition 2 yang akan diadakan di Balai Sidang UI, Depok.
Nah di sini poin dari cerita yang seharusnya dikemas lebih formal ini berujung. Tepat tanggal 28 Agustus 2016, saya dan dua teman saya akhirnya mengikuti rangkaian kegiatan Ignition ini dengan penuh antusias. Kegiatan ini dikemas dalam beberapa sesi talkshow. Sebelum masuk ke sesi talkshow with the expert of startup, acara ini terlebih dahulu dibuka oleh Bapak Azhari, Direktur E-Business KOMINFO dan Bapak Triawan Munaf dari Badan Ekonomi Kreatif. Dua orang hebat ini menunjukkan betapa besar peran pemerintah dalam mendukung perkembangan startup di Indonesia, terutama dari mereka anak-anak muda penerus bangsa.
Sesi Talkshow pertama dibuka oleh Andreas Senjaya yang merupakan CEO dari Igrow. Jujur, orang satu ini bikin gak tenang selama ngikutin acara, pasalnya, beberapa ide besar startup yang kita ajukan sudah tersalur di startupnya beliau ini. Hanya masih ada beberapa perbedaan mendasar yang tetapp meyakinkan kita untuk terus maju. Toh, persaingan sudah lumrah dalam bisnis kan, tinggal bagaimana layanan dan produk yang ditawarkan. 


Dari Andreas Senjaya saya pribadi belajar banyak, intinya kalau kita ikhlas dan fokus menjalani suatu usaha, kegagalan menjadi hal biasa yang justru berbalik menjadi cambuk untuk cepat bangkit maju kembali meneruskan untuk mewujudkan mimpi lewat ide-ide luar biasa lainnya. Andreas menyebutkan kesuksesan suatu startup dimulai dari diri sendiri yang ditunjang dengan kehadiran domain expert yang bisa menjadi nara sumber untuk mengembangkan dan menguatkan ide kita dengan jangka berpikir sebuah produk yang tetap maju hingga 10 tahun ke depan. Pembekalan ilmu juga penting, seperti belajar business model dan presentasi.

Sesi kedua yaitu Think like a Founder oleh Indrasto Budisantoso, CEO Jojonomic dan Yukka Harlanda, CEO Brodo, dengan dimoderatori oleh Arif Fajar S. CEO Amplified. Di sesi ini kita belajar bagaimana menciptakan peluang dari permasalahan pribadi yang dihadapi sehari-hari seperti yang menjadi alasan Yukka membuat startup Brodo yang berangkat dari permasalahan pribadinya, yaitu kesulitan dalam mencari sepatu dengan ukuran kakinya yang termasuk besar, sehingga membuatnya terpaksa membeli sepatu merk luar. Berangkat dari permasalahan ini, Yukka berhasil membuat dan mengelola startup yang bergerak dalam jual beli sepatu karya anak bangsa. Di sesi ini juga diajarkan tentang berani bermimpi dan siap gagal dalam menjalankan startup dan tentang bagaimana para founder mengelola keuangan startupnya hingga diajarkan bagaimana strategi menjaga kestabilan keuangan perusahaan dengan metode fundrising.

Berangkat ke sesi ketiga, ada Tyovan Ari Widagdo, CEO bahaso.com dan Alfatih Timur, CEO kitabisa.com. Sesi ini dimoderatori oleh Dian Wulandari, COO Marketeers. Berbeda dari dua sesi sebelumnya, sesi ini peserta ignition banyak belajar bagaimana social movement bisa menjadi startup yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Ini terbukti dari bagaimana Alfatih Timur melalui kitabisa.com berhasil menjadi media buat orang baik untuk menyalurkan bantuannya ke beberapa program-program yang membutuhkan pendanaan dengan metode crowdfunding. Berbeda dengan kitabisa.com, Tyovan membuat startup bahaso.com untuk membantu masyarakat Indonesia belajar bahasa inggris dengan mudah, salah satu manfaat yang dirasakan Tyovan lewat bahaso.com adalah TKW Indonesia yang berada di luar negeri merasa terbantu oleh aplikasi ini untuk belajar bahasa Inggris. 

Di sesi keempat ada Henki Priyatna yang menyampaikan 9 kunci dalam Culture Innovation. Di sesi terakhir ada Hanifa Ambadar dari Female Daily dan Peter Shearer dari AR & Co. Banyak yang dapat dipelajari dari orang-orang hebat yang hadir disini. Mereka disini saling bersinergi berbagi pengalaman kepada 200 anak muda yang berhasil masuk ke tahap ignition 1000StartupDigital. Semoga kita semuanya terus dilancarkan untuk tahap2 selanjutnya ya yang ujungnya tentunya berhasil mengeluarkan startup luar biasa yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Tschuss. :D




0 comments